1. APA YANG PERLU KITA TAHU
Penyakit yang dikenal dengan Kaki Gajah ini masih menjadi isu kesehatan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2017, tercatat sebanyak 12.677 kasus kronis filariasis. Efek dari penyakit yang membuat bagian tubuh penderitanya menjadi bengkak berkali-kali lipat, menyebabkan kesakitan, kecacatan permanen dan stigma sosial yang melekat pada penderita. Filariasis/kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening dan ditularkan oleh nyamuk. Semua nyamuk dapat menjadi vektor perantara bagi filariasis. Cacing yang masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfa sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital, namun pada umumnya menyerang kaki.
Pemutaran dan diskusi dokumentasi pendek:
Wabah, Epidemi dan Pandemi di sekitar kita.
Narasumber:
- Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D (Direktur PKT UGM)
- Nyoman Kandun (Direktur field epidemiology training program Indonesia)
- Citra Indriani (Ahli epidemiologi WMP Yogyakarta)
Pemutaran dan diskusi dokumentasi pendek bertajuk “Wabah, Epidemi dan Pandemi di sekitar kita” dilaksanakan pada Jumad, 28 Februari 2020 bertempat di Auditorium lantai 1 gedung pascasarjana FK-KMK UGM. Pada acara ini, penyakit menular menjadi fokus pembicaraan. Menurut dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D (Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM), kejadian penyebaran penyakit dapat dikategorikan menjadi tiga yakni, Outbreak jika masih terjadi dalam skala kecil, Epidemi jika wilayah penyebaran sudah semakin luas mencakup beberapa wilayah, dan Pandemi, yakni epidemi yang terjadi secara global. Ditambahkan oleh Dr. Nyoman Kandun (Direktur field epidemiology training program Indonesia) bahwa pada dasarnya untuk menanggapi penyakit menular, tindakan yang diambil harus berorientasi pada tiga hal yakni, to control, to eradicate, and to extinguish.
Penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah!
Tahukah kamu kalau ada penyakit yang hanya ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah?
Schistosomiasis atau lebih dikenal dengan demam keong oleh masyarakat setempat merupakan penyakit endemis yang menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Lembah Napu dan Bada di Kabupaten Poso, dan Lembah Lindu di Kabupaten Sigi.
Penyakit ini disebabkan oleh cacing Schistosoma Japonicum, dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Cacing ini bisa menembus permukaan kulit dan menyebar ke organ tubuh khususnya ke hati melalui pembuluh darah. Tidak hanya pada manusia, cacing ini juga menembus kulit hewan seperti tikus dan binatang ternak. Hal ini juga menjadikan hewan tersebut sebagai media penyebaran penyakit melalui tinjanya. Daerah genangan air seperti sawah, rawa-rawa dan daerah sekitar danau merupakan habitat keong sehingga infeksi berulang dapat terus terjadi pada warga yang melakukan aktivitas di daerah fokus keong.
BAHAN BACAAN UNTUK INFORMASI TAMBAHAN BAGI PARA PESERTA
Tidak banyak yang tahu tentang Neglected Tropical Diseases (NTD) atau dalam Bahasa Indonesia disebut penyakit tropis yang terabaikan. Penyakit-penyakit ini hanya ditemui di daerah tropis maupun subtropis dan disebabkan oleh berbagai virus, bakteri, protozoa dan cacing. Dikatakan terabaikan karena meskipun menular, penyakit ini hanya diderita oleh orang-orang yang mempunyai taraf hidup yang rendah dan sering tidak mendapatkan perhatian yang sama jika dibandingkan dengan penyakit menular lainnya seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.