Pusat Kedokteran Tropis – Pada hari Rabu & Kamis (16 – 17 Maret 2016), Pusat Kedokteran Tropis melaksanakan International Symposium on Tropical Diseases – Annual Scientific Meeting(ASM) 2016. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian acara ASM yang bekerjasama dengan S2 Ilmu Kedokteran Tropis, NIDIAG Consortium, SNNDZ One Health-Zoonosis Consortium, IDAMS Consortium, dan National Malaria Control Program. Internasional Simposium tersebut bertemakan Tropical Diseases dengan subtema Neglected Infectious Diseases, Zoonosis, Malaria dan Dengue.
Internasional Simposium ini dihadiri lebih dari 150 peserta yang berasal dari berbagai negara di Afrika, Eropa, dan Asia Pasifik. Peserta terdiri dari mahasiswa (beasiswa WHO/TDR, S2 Ilmu Kedokteran Tropis, S2 FETP dan S3) klinisi dari Rumah Sakit, staf dari Dinkes, serta Peneliti-peneliti dari balitbangkes maupun universitas di seluruh Indonesia. Pada acara ini juga dihadiri delegasi dari luar negeri perwakilan dari NIDIAG Consortium, SNNDZ One Health-Zoonosis Consortium, IDAMS Consortium, dan National Malaria Control Program.
Acara symposium ini dibuka oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD dengan opening remarks dari WHO Indonesia; Dr. Anand Joshi (melalui rekaman video), dan dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Wakil Dekan Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D beserta perwakilan dari kolaborator. Pada hari pertama, Keynote Speech disampaikan oleh Director of Zoonotic and Vector transmitted Disease Control and Prevention, MoH, RI (drh. Sitti Ganefa, M. Epid), kemudian dilanjutkan dengan tiga sesi panel. Sesi panel pertama tentang NID dengan pembicara dari NIDIAG yaitu Marleen Boelaert, Michael Miles, dan Raffaella Ravinetto; Dilanjut sesi panel kedua mengenai Clinical Syndromes dengan pembicara Soren Becker, Francois Chappuis, dan Tine Verdonck. Sesi panel terakhir adalah mengenai Zoonosis dengan menghadirkan pembicara dari One health Consortium yaitu Prof. Dr. Wiku Adisasmita, M.Sc, Dr. Lai Jiang, dan Dr. Manish Kakkar.
Pada hari kedua dibagi menjadi empat sesi dimana sesi pertama mengambil topik Malaria di Indonesia dengan menghadirkan tiga pembicara yang berbeda instansi. Ketiga pembicara tersebut adalah dr. Elvieda Sariwati, M. Epid (Kemenkes RI), Triwibowo Ambar Garjito, S. Si, M.Kes (B2P2VRP Salatiga), dan Dr. Ferdinand J. Laihad, DMM, MPHM (Chair Malaria Elimination Assessment Commission, Indonesia). Sesi kedua merupakan kelanjutan topik Malaria terutama di perbatasan dengan konsep Talk Show yang dipandu dr Yodi Mahendradhata, MSc PhD. Dalam Talkshow ini menghadirkan kelima pembicara perwakilan dari P2PL Magelang, P2PL Kulon Progo, P2PL DI. Yogyakarta, P2PL Jawa Tengah, serta P2PL Purworejo. Talk Show ini bertemakan tentang kerjasama pemberantasan Malaria di Menoreh. Area yang menjadi perbatasan antara lima kabupaten dan dua propinsi.
Disesi yang ketiga yang bertemakan Dengue diisi oleh tiga pembicara yaitu Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K), ahli vaksin dari UI/RSCM, Warsito Tantowijoyo, Ph.D dari EDP, serta dr. Ida Safitri, Sp.A dari IDAMS Consortium. Symposium diakhiri dengan sesi Oral Presentasi yang dibawakan oleh 4 peserta terpilih yaitu Hana Krismawati, Jontari Hutagalung, Tutik Ida Rosanti, dan Martinus V. Ndona. Selain itu Presentasi Poster juga dilakukan saat makan siang oleh peserta yang terseleksi sebanyak 18 poster. Diakhir acara diumumkan Best Oral Presentation, dan Best Poster Presentation, serta poster favorit pilihan peserta.