Pusat Kedokteran Tropis – Pusat Kedokteran Tropis menyelenggarakan Memorial Symposium untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Dr Jan Voskens. Memorial Symposium tersebut berlangsung pda hari Jumat (07/10/16) bertempat di di Ruang Sekip, University Club, Unversitas Gadjah Mada dengan mengundang perwakilan dari WHO, KNCV, Dinkes, Komite DOTS DIY, Praktisi TB, Peneliti dan mahasiswa S2 di lingkungan FK UGM.
Dr Jan Voskens adalah sosok pemberantasan Tuberkulosis di Indonesia sejak tahun 2001 ketika beliau ditugaskan sebagai Direktur KNCV Indonesia, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lembaga donor yang berpusat di Belanda. Fakultas Kedokteran UGM dan program pengendalian TB di Jogjakarta memiliki hubungan istimewa dengan Dr Jan Voskens dan KNCV. Lembaga penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, seperti Pusat Kedokteran Tropis, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Departemen Mikrobiologi, dan banyak departemen lainnya telah bekerjasama dengan KNCV. Bersama Dr Jan Voskens dan KNCV, pada tahun 2000 di Jogjakarta dikembangkan kegiatan Hospital DOTS Linkage (HDL) yang merupakan jejaring RS, Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Provinsi Yogyakarta. (Sumber: Press Release Jan Voskens Memorial Symposium oleh Trisasi Lestari, MD., M.Med.Sc).
Kegiatan Symposium ini diawali dengan sambutan dari perwakilan KNCV Country Direction for Indonesia, Dr. Agnes Gebhard. Kemudian dilanjutkan pembukaan oleh Prof. Prof. dr. Adi Utarini, MPH., MSc., PhD Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran UGM. Pada sesi berikutnya Pusat Kedokteran Tropis telah mengundang beberapa Pembicara yang mengenal baik Dr. Jan Voskes, sebagai panelis dalam Talk Show yang bertema “Jogjakarta dan Jan Voskens. Para pembicara ini juga pernah bekerja sama dalam penelitian dibidang Tuberkulosis dengan Dr. Jan Voskens, diantaranya adalah Prof. Adi Utarini, Dr. Ning Rintiswati, Dr. Sri Retno Irawati, dan Dr. Andajani Woerjandari, Berbincang ringan mengenai kesan tentang Jan Voskens, serta apa yang harus dilakukan ke depannya berkaitan dengan Tuberkulosis adalah inti perbincangan dalam Talkshow yang di moderatori oleh dr. Yodi Mahendradhata.
Dari perbincangan tersebut, ada beberapa poin yang diungkapkan, antara lain; keterlibatan komponen swasta (praktisi, peneliti, laboratorium swasta) harus dirangkul lebih banyak lagi; diadakannya penelitian seberapa besar mahasiswa yang dapat terlibat, TB, dan bagaimana cara penanggulangannya.
Pada sesi kedua dilakukan diskusi panel riset untuk pengendalian Tuberkulosis. Dalam diskusi panel ini terdapat empat panelis yang memaparkan materi dengan berbagai topik. Beliau adalah dr. Yodi Mahendradhata (FK UGM) dengan topik agenda riset TB di Pusat Kedokteran Tropis UGM, Dr. Asik Surya, MPPM (NTP-MoH) – prioritas TB nasional, Dr. Setiawan Jati Laksono (WHO Indonesia) – kerangka aksi global untuk riset TB, dan Dr. Kitty van Weezenbeek (KNVC Direction) – agenda riset TB KNVC. Diskusi panel ini dimoderatori oleh Dr. Ari Probandari.
Setiap panelis diberikan waktu selama 10 menit untuk memaparkan materinya, kemudian berlangsung dengan sesi tanya jawab. Pada diskusi ini hampir setiap panelis menjawab pertanyaan dari peserta symposium. Kesimpulan pada diskusi ini adalah setiap instansi mengetauhi riset-riset apa saja yang dimiliki, serta setiap institusi dapat mengangkat topic mana saja yang merupakan kelebihan institusi. Hal ini harus di data agar tidak terjadi tumpang-tindih informasi yang didapatkan. Selain itu, network riset juga diperlukan serta melibatkan akademisi dengan praktisi ketika melaksanakan sebuat riset penelitian.
Pada akhir acara, dilakukan foto bersama panelis, dan acara ditutup oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH,Ph.D.