Pusat Kedokteran Tropis – Tropmed Update yang menjadi agenda rutin Pusat Kedoteran Tropis UGM kembali mengadakan diskusi dan pemaparan materi di bulan November 2017. Tepatnya tanggal 23 November 2017. Agenda tersebut terlaksana pada tanggal 23 November 2017, dan berlokasi di Gedung Pascasarjana FK UGM lantai 2 pada puku 11.30 WIB – selesai.
Tema yang dipaparkan kali ini berkaitan dengan Vaksinasi Campak dan Rubella di Indonesia. Pemateri yang memaparkan materi ini beliau dr.Risalia Reni Arisanti, MPH. Tropmed Update dibuka secara langsung oleh dr.Riris Andono Ahmad, MPH., PhD selaku Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM.
Diskusi Tropmed Update dimoderatori oleh dr. Astri Ferdiana, MPH. Pembicara diberi kesempatan untuk memaparkan materinya selama 20 menit. Peserta yang hadir sebanyak 40 peserta. Mereka adalah mahasiswa dan peneliti dari berbagai jurusan di FK UGM serta tamu undangan.
Diskusi Tropmed Update ini bertujuan berbagi pengalaman dan informasi situasi terkini campak dan rubella di Indonesia, strategi nasional menuju eliminasi campak dan rubella, lesson learn pelaksanaan kampanye campak rubella di Pulau Jawa serta informasi terkait keamanan vaksin campak dan rubella.
Pada tingkat global, sejak tahun 2013 negara-negara anggota WHO wilayah Asia Tenggara telah berkomitmen untuk mengeliminasi campak dan pengendalian rubella serta sindrom rubella kongenital pada tahun 2020. Target regional dengan menurunkan kasus rubela dan CRS sebesar 50% dibandingkan dengan kasus tahun 2008 (WHO, 2014).
Strategi kunci yang dikembangkan untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella antara lain pemberian imunisasi, penguatan sistem surveilans, jejaring laboratorium dan dukungan lintas sektor.
Di Indonesia, vaksinasi campak telah masuk sebagai imunisasi dasar dan lanjutan secara nasional. Sedangkan vaksinasi rubela baru diberikan pada layanan swasta melalui vaksin MMR. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubela klinis dan viremia setidaknya selama 15 tahun dan proteksi yang diinduksi vaksin umumnya diasumsikan seumur hidup. 137 negara (tahun 2013) yang sudah memasukkan vaksin rubela dalam program imunisasi rutinnya telah berhasil menurunkan angka kejadian rubela sekaligus sindrom rubela kongenital.
Pada bulan Agustus dan September 2017, Kementrian Kesehatan RI telah melaksanakan introduksi vaksinasi campak dan rubella melalui kampanye di Pulau Jawa dan akan dilanjutkan pada wilayah di luar Jawa pada 2018.
Pemaparan di atas memantik beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain; Efek samping yang ditemukan KIPI, pencatatannya dapat dari mana? Apakah anak anak yang ketinggalan imunisasi bisa menyusul untuk imunisasi? Dan beberapa pertanyaan yang terkain dengan vaksinasi.
Selain tanya jawab, di sini juga ada berbagi pengalaman yang disampaikan oleh Rini Ermawati (Dinkes Kota Yogyakarta). Beliau menceritakan pengalaman ketika terjun langsung di salah satu kelurahan di Yogyakarta. Ada banyak kendala yang didapatkan selama terjun ke lapangan.
Sebagai penutup beberapa poin yang disampaikan pada pemaparan antara lain; Pemerintah perlu dihargai dalam mengeliminasi Campak dan Rubella, dan tidak hanya berhenti di sini saja, namun diintegrasikan dalam imunisasi yang rutin; Dilakukan implementasi kampanye terus menerus walaupun vaksinasi sudah berjalan; Dan terntunya ini menjadi tantangan bagi provider kesehatan terutama teman teman yang bekerja sebagai dokter spesialis anak dan Umum.