Ilustrasi (dok. panitia)
Ditulis oleh: Brahmastra Megasakti
Wolbachia merupakan genus bakteri intraseluler yang hidup secara alami di serangga, terutama serangga spesies Arthropoda. Penelitian di Australia menunjukkan bahwa Wolbachia di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat memblokir replikasi virus dengue, sehingga mengurangi potensinya dalam menyebarkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Terdapat peningkatan kasus DBD di Sleman dari 728 kasus pada tahun 2019 menjadi 810 kasus pada tahun 2020 dengan pasien meninggal selama periode dua tahun tersebut sebanyak tiga orang. Oleh karena hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menekan angka kejadian DBD di Kabupaten Sleman.
Jum’at kemarin (21/05) Pemerintah Kabupaten Sleman memperlangsungkan kegiatan Dialog Rakyat dalam rangka peluncuran Program Si Wolly Nyaman yang bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman), dr. Joko Hastaryo, M.Kes. (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman), Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D (Project Leader WMP Yogyakarta), dan Trihadi Saptoadi (Ketua Yayasan Tahija) secara daring melalui Kanal YouTube Sleman TV, Promkes Sleman, dan World Mosquito Program Yogyakarta.
Program Si Wolly Nyaman merupakan kolaborasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman bersama World Mosquito Program Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan didukung oleh Yayasan Tahija.
Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D, selaku Project Leader WMP Yogyakarta hadir memberikan penjelasan mengenai inovasi nyamuk ber-Wolbachia yang telah terbukti menurunkan 77% kasus DBD di Kota Yogyakarta, serta terbukti aman bagi lingkungan dan manusia. Beliau menyampaikan kegiatan peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di Kabupaten Sleman akan dimulai sejak Mei hingga November 2021 mendatang.
Trihadi Saptoadi selaku Ketua Yayasan Tahija menyampaikan keseriusan Yayasan Tahija dalam upaya menurunkan kasus DBD di Kabupaten Sleman dan menekankan pentingnya mengambil pembelajaran yang dapat dipetik dari pengembangan model implementasi teknologi Wolbachia ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dr. Joko Hastaryo, M.Kes., dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa telah dilakukan berbagai persiapan semenjak awal tahun 2021 kemarin agar program Si Wolly Nyaman dapat berjalan dengan baik. Tahapan persiapan ini termasuk pelatihan, sosialisasi, pendataan orang tua asuh. Selanjutnya, ember-ember berisi nyamuk ber-Wolbachia akan dititipkan pada orang tua asuh dan dilakukan monitoring populasinya nyamuk hingga nanti penarikannya kembali. Beliau juga menitipkan pesan agar baik orang tua asuh yang berada di pemukiman, perkantoran, ataupun fasilitas umum, agar selalu menjaga kondisi ember yang dititipkan supaya tetap aman, tidak tumpah, dan tidak hilang.
Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo, menjelaskan kerjasama Sleman dimulai sejak awal penelitian WMP Yogyakarta, ditandai pelepasan nyamuk skala kecil di Dusun Kronggahan dan Nogotirto pada 2014. Setelah kesuksesan penelitian teknologi Wolbachia di Kota Yogyakarta berhasil dengan efikasi 77%, beliau berharap manfaatnya pertama kali di terima di Sleman lewat Program Si Wolly Nyaman ini. Bupati Sleman Kustini mengatakan program ini akan dilaksanakan di 588 padukuhan yang tersebar di 39 kalurahan di 13 kapenewon serta melibatkan 20 Puskesmas. Wilayah itu dipilih karena kasus DBD cukup tinggi.
Acara peluncuran Si Wolly Nyaman ditandai dengan peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia oleh Bupati Sleman, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dan dipandu Den Baguse Ngarso.
Pranala Luar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2021. Si Wolly Nyaman – Dinas Kesehatan Sleman. Available at: <https://dinkes.slemankab.go.id/si-wolly-nyaman> [Accessed 25 May 2021].
World Mosquito Program Yogyakarta, 2021. Siaran Pers – Dialog Rakyat Si Wolly Nyaman. Available at: <http://www.eliminatedengue.com/yogyakarta/download/view/publication/439> [Accessed 26 May 2021].