• UGM
  • Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Pusat Kedokteran Tropis
FK-KMK Universitas Gadjah Mada
  • Artikel
  • Berita
    • Berita PKT
    • Pengetahuan
    • Media Edukasi
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • PANDUAN IDENTITAS VISUAL
    • KOLABORATOR
    • ARSIP PERATURAN
    • Kontak Kami
  • Penelitian
    • TUBERKULOSIS
      • E-NOSE TB
    • ARBOVIRUS
    • MALARIA
    • STI dan HIV/AIDS
    • NID/ZOONOSIS
    • CROSS-CUTTING
      • POLIO STRIPE
  • Pelatihan
    • PUSAT PELATIHAN REGIONAL
    • PELATIHAN SEBELUMNYA
  • KARIR
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

TROPMED UGM

Lowongan kerja: RESEARCH ASSISTANT

Lowongan Wednesday, 8 September 2021

Lowongan kerja: DATA COLLECTOR

Lowongan Wednesday, 8 September 2021

Lowongan kerja: Research Nurse

Lowongan Wednesday, 8 September 2021

Lowongan kerja: INTERNSHIP: GRAPHIC DESIGNER

Lowongan Tuesday, 7 September 2021

Lowongan kerja: INTERNSHIP: SOCIAL MEDIA & WEBSITE CONTENT WRITER

Lowongan Tuesday, 7 September 2021

PERTEMUAN DISEMINASI

stranas Monday, 16 August 2021

PERTEMUAN DISEMINASI

PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025

  1. Latar Belakang
  2. Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem pelayanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2019 terdapat 138.127 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 51,48 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 919 orang (CFR 0,67%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah mengurangi beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian demam berdarah memerlukan pendekatan lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Berbagi sumber daya merupakan aspek penting dalam koordinasi, dan sangat penting dalam situasi darurat ketika langka atau sumber daya manusia dan material yang tersebar luas harus dimobilisasi dengan cepat dan penggunaannya dikoordinasikan untuk mengurangi efek epidemi. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Keberhasilan program pengendalian demam berdarah ditandai dengan kesiapsiagaan dan respon multisektor dan antarlembaga. Strategi Nasional mengedepankan koordinasi dan kolaborasi di antara mitra multisektor, pendekatan manajemen vektor terintegrasi dan langkah-langkah pengendalian berkelanjutan di semua tingkatan sehingga berkelanjutan, hemat biaya, dan sehat secara ekologis. Mempertimbangkan hal tersebut, dipandang perlu menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan strategi dan intervensi dalam penanggulangan dengue dalam periode lima tahun ke depan.

  3. Tujuan
  4. Memaparkan dokumen strategi nasional yang telah disusun kepada lintas program, lintas sektor, dan mitra untuk mendapatkan masukan dan respon dalam pencapaian target indikator program pengendalian dengue.

  5. Pelaksanaan
  6. Bagi peserta domisili DKI Jakarta dapat mengikuti secara luring (tatap muka) terbatas sejumlah 27 orang dan bagi peserta luar DKI Jakarta dapat mengikuti secara daring, yang akan dilaksanakan pada:

    hari, tanggal : Kamis, 24 Juni 2021
    jam : 08.00 – 12.30 WIB
    tempat luring : JS Luwansa Hotel Jakarta Selatan
    daring : melalui zoom

  7. Peserta
  8. TTim Konsultan UGM, Lintas Program, Lintas Sektor, WHO Indonesia, Mitra

  9. Jadwal Kegiatan
  10. Waktu (WIB) Kegiatan Narasumber Moderator
    08.00 – 09.00 Registrasi Panitia
    09.00 – 09.10 Pembukaan dan arahan Direktur P2PTVZ MC
    09.10 – 10.10 Lesson learned kolaborasi multisektor dalam penanggulangan dengue di Kota Semarang Wakil Walikota Semarang Moderator
    10.10 - 11.10 Kontribusi dan peluang IAKMI dalam implementasi Stranas Pengendalian Dengue Sekjen Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Moderator
    11.10 - 12.10 Strategi Nasional Pengendalian Dengue 2021-2025 Tim Konsultan UGM Moderator
    12.10 - 12.30 Diskusi Moderator
    12.30 Penutup Moderator
  11. Laporan Kagiatan

PERTEMUAN FINALISASI

stranas Monday, 16 August 2021

PERTEMUAN FINALISASI

PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025

  1. Latar Belakang
  2. Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem pelayanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2019 terdapat 138.127 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 51,48 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 919 orang (CFR 0,67%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah mengurangi beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian demam berdarah memerlukan pendekatan lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Berbagi sumber daya merupakan aspek penting dalam koordinasi, dan sangat penting dalam situasi darurat ketika langka atau sumber daya manusia dan material yang tersebar luas harus dimobilisasi dengan cepat dan penggunaannya dikoordinasikan untuk mengurangi efek epidemi. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Keberhasilan program pengendalian demam berdarah ditandai dengan kesiapsiagaan dan respon multisektor dan antarlembaga. Strategi Nasional mengedepankan koordinasi dan kolaborasi di antara mitra multisektor, pendekatan manajemen vektor terintegrasi dan langkah-langkah pengendalian berkelanjutan di semua tingkatan sehingga berkelanjutan, hemat biaya, dan sehat secara ekologis. Mempertimbangkan hal tersebut, dipandang perlu menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan strategi dan intervensi dalam penanggulangan dengue dalam periode lima tahun ke depan.

  3. Tujuan
  4. Mendapatkan masukan dan respon dari lintas program, lintas sektor, mitra, dan pelaksana di daerah dalam pencapaian target pengendalian dengue.

  5. Pelaksanaan
  6. Bagi peserta domisili DKI Jakarta dapat mengikuti secara luring (tatap muka) terbatas dan bagi peserta luar DKI Jakarta dapat mengikuti secara daring, yang dilaksanakan pada:

    hari, tanggal : Rabu, 2 Juni 2021
    jam : 08.00 – 16.00 WIB
    tempat luring : Westin Hotel Jakarta Selatan
    daring : melalui zoom

  7. Peserta
  8. Tim Konsultan UGM, Lintas Program, Lintas Sektor, WHO Indonesia, Mitra

  9. Jadwal Kegiatan
  10. Waktu (WIB) Kegiatan Narasumber Moderator
    08.00 – 09.00 Registrasi Panitia
    09.00 – 09.10 Pembukaan Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ MC
    09.10 – 10.10 Kontribusi dan peran Kemeninfo dalam diseminasi informasi kesehatan penanggulangan dengue (DBD) Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kemeninfo Moderator
    10.10 – 11.10 Manajemen klinis dengue menuju zero death dengue Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) (Ketua ITAGI) Moderator
    11.10 – 12.10 Manajemen vektor dalam rangka penanggulangan dengue menuju zero death dengue Prof. Dr. Mohammad Sudomo (Ketua Komli Vektor) Moderator
    12.10 – 13.30 ISHOMA
    13.30 – 15.00 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Substansi Vektor Substansi Vektor Moderator
    09.05 – 09.15 Paparan draf strategi nasional Tim Konsultan Moderator
    15.00 – 16.00 Diskusi Tim Konsultan Moderator
    16.00 Penutup MC
  11. Laporan Kagiatan

WORKSHOP 8. ANGGARAN DAN PENDANAAN

stranas Monday, 16 August 2021

WORKSHOP 8. ANGGARAN DAN PENDANAAN

PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025

  1. Latar Belakang
  2. Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem pelayanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2019 terdapat 138.127 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 51,48 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 919 orang (CFR 0,67%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah mengurangi beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian demam berdarah memerlukan pendekatan lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Berbagi sumber daya merupakan aspek penting dalam koordinasi, dan sangat penting dalam situasi darurat ketika langka atau sumber daya manusia dan material yang tersebar luas harus dimobilisasi dengan cepat dan penggunaannya dikoordinasikan untuk mengurangi efek epidemi. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Keberhasilan program pengendalian demam berdarah ditandai dengan kesiapsiagaan dan respon multisektor dan antarlembaga. Strategi Nasional mengedepankan koordinasi dan kolaborasi di antara mitra multisektor, pendekatan manajemen vektor terintegrasi dan langkah-langkah pengendalian berkelanjutan di semua tingkatan sehingga berkelanjutan, hemat biaya, dan sehat secara ekologis. Mempertimbangkan hal tersebut, dipandang perlu menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan strategi dan intervensi dalam penanggulangan dengue dalam periode lima tahun ke depan.

  3. Tujuan
    1. Mengidentifikasi kegiatan utama dan penanggung jawab kegiatan/implementer masing-masing strategi dan intervensi;
    2. Mengidentifikasi potensi sumber pendanaan untuk 5 tahun ke depan.
  4. Pelaksanaan
  5. Bagi peserta domisili DKI Jakarta dapat mengikuti secara luring (tatap muka) terbatas sejumlah 27 orang dan bagi peserta luar DKI Jakarta dapat mengikuti secara daring, yang akan dilaksanakan pada:

    hari, tanggal : Rabu, 5 Mei 2021
    jam : 08.00 – 12.00 WIB
    tempat luring : Westin Hotel Jakarta Selatan
    daring : melalui zoom

  6. Peserta
  7. Tim Konsultan UGM, Lintas Program, Lintas Sektor, Bappeda, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, WHO Indonesia

  8. Jadwal Kegiatan
  9. Waktu (WIB) Kegiatan Narasumber Moderator
    08.00 – 08.10 Pembukaan Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ MC
    08.10 – 08.20 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Yankes Primer Yankes Primer Moderator
    08.20 – 08.30 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Yankes Rujukan Yankes Rujukan Moderator
    08.30 – 08.40 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Imunisasi Imunisasi Moderator
    08.40 – 08.55 Diskusi panel: Yankes Primer, Yankes Rujukan, dan Imunisasi Moderator
    08.55 – 09.05 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Substansi Vektor Substansi Vektor Moderator
    09.05 – 09.15 Potensi anggaran dan pendanaan program dengue Kesling Kesling Moderator
    09.15 – 09.30 Diskusi panel: Substansi Vektor dan Kesling Kesling Moderator
    09.30 – 10.00 Pemaparan draf Strategi Nasional Pengendalian Dengue Tim konsultan Moderator
    10.00 – 12.00 Diskusi kelompok (breakout room) Fasilitator Fasilitator
    12.00 Penutup MC
  10. Laporan Kagiatan

Lowongan Kerja : IC NURSES/PERAWAT IK ( Update 05 July 2021)

Lowongan Monday, 5 July 2021

Lowongan Kerja : Knowledge Management Officer (23 Juni 2021)

Lowongan Wednesday, 23 June 2021

123…12
Universitas Gadjah Mada

PUSAT KEDOKTERAN TROPIS

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Sayap Utara Lantai 2,

Jl. Medika, Senolowo, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta 55284

Telp./Fax. : 0274-547147

+62 811-2847-147

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

SILAHKAN UNTUK KLIK DIBAWAH UNTUK WEBSITE BARU KITA

 

 

 

Visit Center For Tropical Medicine

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju