• UGM
  • Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Pusat Kedokteran Tropis
FK-KMK Universitas Gadjah Mada
  • Artikel
  • Berita
    • Berita PKT
    • Pengetahuan
    • Media Edukasi
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • PANDUAN IDENTITAS VISUAL
    • KOLABORATOR
    • ARSIP PERATURAN
    • Kontak Kami
  • Penelitian
    • TUBERKULOSIS
      • E-NOSE TB
    • ARBOVIRUS
    • MALARIA
    • STI dan HIV/AIDS
    • NID/ZOONOSIS
    • CROSS-CUTTING
      • POLIO STRIPE
  • Pelatihan
    • PUSAT PELATIHAN REGIONAL
    • PELATIHAN SEBELUMNYA
  • KARIR
  • Beranda
  • Pengetahuan
Arsip:

Pengetahuan

Adaptasi Kebiasaan Baru di Lingkungan Kampus

Pengetahuan Wednesday, 14 October 2020

Kontributor: Nur Rosyid

Yogyakarta, Kamis, 8 Oktober 2020,  Pusat Kedokteran Tropis, FK-KMK UGM mengadakan webinar berjudul  Persiapan Adaptasi Baru di Lingkungan Kampus. Tema ini merupakan isu penting, karena dunia kampus mengharuskan interaksi yang intens antara mahasiswa, dosen, dan tenaga didik/karyawan administrasi. Baru-baru ini, 200 mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Jakarta terbukti positif COVID-19 dari kegiatan pembelajaran tatap muka yang masih berlangsung (Pikiran Rakyat, 2020). Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas sehari-hari di dalam kampus dapat dikatakan cukup padat, bahkan ada repopulasi kampus terjadi setiap tahun. Hal ini sangat memungkinkan untuk menjadi pemicu kluster COVID-19 baru. read more

Penyakit Kusta Bukanlah Penyakit Kutukan

Pengetahuan Friday, 28 August 2020

Kontributor: Nuzul Sri Hertanti

Tahukah Anda apa itu penyakit kusta? Apakah penyakit kusta merupakan penyakit keturunan dan akibat dari kutukan? Tentunya tidak. Meskipun masih ada masyarakat yang menganggap penyakit kusta sebagai penyakit yang diturunkan dan dikaitan dengan darah yang kotor atau najis sehingga orang yang terkena kusta sudah selayaknya dikucilkan dari masyarakat (Tosepu et al., 2018).

Kusta atau lepra telah dikenal hampir 2000 tahun sebelum Masehi. Penyakit ini merupakan salah satu contoh Neglected Tropical Diseases (NTD). Kusta adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri: Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang berbagai bagian tubuh diantaranya saraf, kulit, dan mukosa saluran pernafasan atas (World Health Organization [WHO], 2019). read more

Dampak Pandemi COVID-19 pada Keberlanjutan (sustainability) Upaya Eradikasi Polio (Erapo)

Pengetahuan Tuesday, 18 August 2020

Kontributor: Luthfi Azizatunnisa’

Delapan puluh juta anak-anak di seluruh dunia berpotensi tidak mendapatkan immunisasi karena pandemi COVID-19. Di Indonesia, pada Juni 2020 semua provinsi mengalami penurunan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang cukup signifikan dibandingkan Juni 2019. Non polio AFP rate menurun lebih dari 50% di pertengahan tahun 2020 dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama.

Dampak pandemi COVID-19 pada upaya eradikasi polio dibahas dalam webinar (18/8) yang menghadirkan Dr.Vinod Bura, Medical Officer, WHO Indonesia dan dr.Asik Surya, MPPM, Kasubdit Imunisasi, Kementerian Kesehatan RI sebagai narasumber dan Dr.dr.Hariadi Wibisono, Komite Ahli Polio dan dr.Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D sebagai pembahas. Webinar yang dimoderatori oleh dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., ini dihadiri 103 peserta dari berbagai latar belakang antara lain mahasiswa, pemegang program di tingkat kabupaten maupun provinsi, dan professional kesehatan baik di Puskesmas maupun di layanan kesehatan lainnya, Webinar ini bertujuan memberikan gambaran mengenai dampak pandemi terhadap upaya Erapo dan mengajak semua peserta agar sadar terhadap tantangan kesehatan masyarakat yang kita hadapi bersama. read more

Kolonialisme, Wabah, dan Dokter Pribumi

Pengetahuan Wednesday, 12 August 2020

Penulis: Cha Cha – Asisten Peneliti PKT UGM

Kemunculan virus SARS COV-2 atau yang lebih dikenal dengan COVID-19 membuat dunia terhentak. Penyebaran virus secara global ini membuat organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkannya sebagai pandemi. Namun bila dilihat dari sejarah, penyebaran penyakit (wabah) yang memakan banyak korban sudah beberapa kali terjadi. Salah satunya adalah wabah penyakit pes yang terjadi di benua Eropa pada abad ke 14 yang menghilangkan nyawa sepertiga populasi Eropa (Black Death). Tak terkecuali di Pulau Jawa pada tahun 1910-1926 dengan korban meninggal sebanyak 120.000 orang.
Bermula dari gagal panen yang mendorong pemerintah Hindia Belanda yang berkuasa pada saat itu mengambil keputusan untuk mengimpor beras dari Yangoon, Myanmar. Keputusan ini dibuat meskipun sudah ada peringatan tentang wabah pes yang melanda Myanmar. Akibatnya, karung beras yang juga terdapat kutu tikus didistribusi ke Indonesia melalui Surabaya dan disimpan di Kota Malang. Dalam waktu sebulan, 17 orang meninggal. Keterbatasan media komunikasi pada saat itu menghambat tersebarnya informasi tentang situasi wabah ini.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah Hindia Belanda untuk merespon wabah pada saat itu adalah penutupan akses jalan dan kereta api dari dan menuju Malang. Hingga pembongkaran rumah penduduk yang berdinding bambu untuk memberantas sarang tikus. Pengisolasian kota Malang tidak berlangsung lama dikarenakan kurangnya buruh pertanian yang berdampak pada sektor ekonomi. Akibatnya, terjadi lonjakan kasus yang semakin tinggi. Misalnya, pada tahun 1913 terdapat lonjakan kasus 5x lipat dari tahun sebelumnya sebanyak 11.000 orang.
Keengganan para dokter Belanda saat itu untuk menangani wabah pes disebabkan oleh adanya ketakutan akan peristiwa Black Death. Nama dr. Cipto Mangunkusumo menjadi yang paling berpengaruh pada saat wabah pes terjadi. Beliau tanpa takut langsung menangani pasien meski tanpa alat pelindung diri (APD). Tidak hanya itu, pemerintah Hindia Belanda pun membuat kebijakan untuk meluluskan mahasiswa kedokteran tingkat akhir STOVIA yang berhasil menyembuhkan pasien penyakit pes tanpa harus menulis tesis meski dengan resiko kematian. Pada akhirnya, hanya dokter-dokter bumiputra dengan jumlah terbatas yang menangani wabah pes. Masalah lain yang harus dihadapi adalah pengucilan terhadap penderita pes oleh masyarakat.
Bercermin dari sejarah, permulaan wabah terjadi karena adanya ketidakseriusan pemerintah dalam menanggapi peringatan akan wabah dan masalah-masalah yang timbul setelahnya mencakup kelangkaan APD bagi para tenaga medis, lonjakan kasus yang terjadi setelah penyudahan masa isolasi untuk mendukung sektor ekonomi serta pengucilan terhadap penderita. Namun dibalik itu semua, tindakan yang dilakukan oleh dr. Cipto Mangunkusumo dan dokter bumiputra lainnya memberi makna yang dalam tentang nilai kemanusiaan dan perjuangan.
Dimasa sekarang kita menghadapi pandemi COVID-19, apresiasi yang sangat tinggi juga pantas diberikan bagi para tenaga medis dan semua pihak yang telah terlibat termasuk para relawan. Kita pun menjadi bagian dalam perjuangan tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, menyebarkan informasi yang valid dan tidak memberi stigma dan mengucilkan para pasien. Tetap waspada dan terus saling mendukung untuk bersama-sama keluar dari masa krisis kesehatan masyarakat dan ekonomi. read more

TBC, Penyakit Menular Penyebab Kematian No 1 di Dunia

Pengetahuan Wednesday, 11 March 2020

Apa yang tersirat dalam pikiran anda jika mendengar istilah penyakit menular? Bila kata “menakutkan” adalah yang tersirat dalam benak anda maka hal itu wajar karena jika terinfeksi penyakit menular dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dengan cara yang menyakitkan dan berakibat pada kematian bila tak tertangani. Dari sekian banyak penyakit menular yang mematikan, WHO menempatkan Tuberkulosis menjadi penyakit yang berada di peringkat 1 sebagai penyakit menular paling mematikan dan di tingkat internasional, Indonesia menempati peringkat 3 dengan jumlah penderita TBC terbanyak setelah India dan Cina. read more

Lymphatic Filariasis, Penyakit yang dapat ditularkan oleh Semua Jenis Nyamuk 

Pengetahuan Wednesday, 4 March 2020

Penyakit yang dikenal dengan Kaki Gajah ini masih menjadi isu kesehatan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2017, tercatat sebanyak 12.677 kasus kronis filariasis. Efek dari penyakit yang membuat bagian tubuh penderitanya menjadi bengkak berkali-kali lipat, menyebabkan kesakitan, kecacatan permanen dan stigma sosial yang melekat pada penderita. Filariasis/kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening dan ditularkan oleh nyamuk. Semua nyamuk dapat menjadi vektor perantara bagi filariasis. Cacing yang masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfa sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital, namun pada umumnya menyerang kaki. read more

Penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah!

Pengetahuan Wednesday, 26 February 2020

Penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah!

Tahukah kamu kalau ada penyakit yang hanya ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah?

Schistosomiasis atau lebih dikenal dengan demam keong oleh masyarakat setempat merupakan penyakit endemis yang menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Lembah Napu dan Bada di Kabupaten Poso, dan Lembah Lindu di Kabupaten Sigi.

Penyakit ini disebabkan oleh cacing Schistosoma Japonicum, dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Cacing ini bisa menembus permukaan kulit dan menyebar ke organ tubuh khususnya ke hati melalui pembuluh darah. Tidak hanya pada manusia, cacing ini juga menembus kulit hewan seperti tikus dan binatang ternak. Hal ini juga menjadikan hewan tersebut sebagai media penyebaran penyakit melalui tinjanya. Daerah genangan air seperti sawah, rawa-rawa dan daerah sekitar danau merupakan habitat keong sehingga infeksi berulang dapat terus terjadi pada warga yang melakukan aktivitas di daerah fokus keong. read more

Apa itu NTD ?

PengetahuanUncategorized Wednesday, 19 February 2020

Tidak banyak yang tahu tentang Neglected Tropical Diseases (NTD) atau dalam Bahasa Indonesia disebut penyakit tropis yang terabaikan. Penyakit-penyakit ini hanya ditemui di daerah tropis maupun subtropis dan disebabkan oleh berbagai virus, bakteri, protozoa dan cacing. Dikatakan terabaikan karena meskipun menular, penyakit ini hanya diderita oleh orang-orang yang mempunyai taraf hidup yang rendah dan sering tidak mendapatkan perhatian yang sama jika dibandingkan dengan penyakit menular lainnya seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. read more

Universitas Gadjah Mada

PUSAT KEDOKTERAN TROPIS

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Sayap Utara Lantai 2,

Jl. Medika, Senolowo, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta 55284

Telp./Fax. : 0274-547147

+62 811-2847-147

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

SILAHKAN UNTUK KLIK DIBAWAH UNTUK WEBSITE BARU KITA

 

 

 

Visit Center For Tropical Medicine

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju