- Beranda
- Pos oleh
- page. 3
TROPMED UGM
WORKSHOP 5. PROGRAM PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
stranas Monday, 26 April 2021
WORKSHOP 5. PROGRAM
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Mengidentifikasi tantangan dalam implementasi program pengendalian dengue;
- Memperoleh masukan dari lintas program, lintas sektor, mitra, dan pelaksana di daerah terkait peluang untuk memperkuat program penanggulangan dengue;
- Meningkatkan awareness lintas sektor pada penanggulangan dengue memperkuat kontribusi multisektor sesuai perannya dalam penanggulangan dengue.
- Pelaksanaan
- Peserta
- Jadwal Kegiatan (tentative)
- Laporan Kagiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem pelayanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2019 terdapat 138.127 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 51,48 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 919 orang (CFR 0,67%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah mengurangi beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian demam berdarah memerlukan pendekatan lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Berbagi sumber daya merupakan aspek penting dalam koordinasi, dan sangat penting dalam situasi darurat ketika langka atau sumber daya manusia dan material yang tersebar luas harus dimobilisasi dengan cepat dan penggunaannya dikoordinasikan untuk mengurangi efek epidemi. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Keberhasilan program pengendalian demam berdarah ditandai dengan kesiapsiagaan dan respon multisektor dan antarlembaga. Strategi Nasional mengedepankan koordinasi dan kolaborasi di antara mitra multisektor, pendekatan manajemen vektor terintegrasi dan langkah-langkah pengendalian berkelanjutan di semua tingkatan sehingga berkelanjutan, hemat biaya, dan sehat secara ekologis. Mempertimbangkan hal tersebut, dipandang perlu menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan strategi dan intervensi dalam penanggulangan dengue dalam periode lima tahun ke depan.
Bagi peserta domisili DKI Jakarta dapat mengikuti secara luring (tatap muka) terbatas sejumlah 27 orang dan bagi peserta luar DKI Jakarta dapat mengikuti secara daring, yang akan dilaksanakan pada:
hari, tanggal : Senin, 19 April 2021
jam : 08.00 WIB s.d. selesai
tempat luring : Hotel Westin -
JI. H.R. Rasuna Said Kav.C-22 A Jakarta Selatan
daring : melalui zoom meeting
Lintas Program, Lintas Sektor, tim konsultan UGM, WHO Indonesia
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber | |
---|---|---|---|
08.20 – 08.30 | Pembukaan | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ | |
08.30 – 09.30 | Implementasi program pendidikan diniyah dan pondok pesantren dalam mendukung penanggulangan dengue di Indonesia | Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama | |
10.30 – 11.30 | Kontribusi partisipasi masyarakat dalam penanggulangan dengue di Indonesia | Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak | |
10.30 – 11.00 | Pemaparan draf Strategi Nasional Pengendalian Dengue | Tim Konsultan | |
11.00 – 11.10 | Pembagian breakout room | ||
11.10 – 12.20 | Diskusi kelompok | Dalam 6 kelompok | |
12.20 – 12.30 | Kembali ke room utama | ||
12.30 – 14.00 | Pemaparan hasil masing-masing kelompok | Perwakilan kelompok | |
14.00 | Penutup | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis |
WORKSHOP 4: ISU STRATEGIS, TUJUAN, TARGET, DAN REVIEW STRATEGI
stranas Monday, 26 April 2021
WORKSHOP 4: ISU STRATEGIS, TUJUAN, TARGET, DAN REVIEW STRATEGI
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Menggali isu strategis maupun tantangan yang berkaitan dengan program pencegahan dan pengendalian dengue;
- Mengidentifikasi analisis strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT);
- Memformulasikan tujuan dan target stranas dan indikator target tahunan;
- Mengidentifikasi strategi utama pengendalian dengue untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.
- Pelaksanaan
- Peserta
- Biaya
- Jadwal Kegiatan (tentative)
- Lesson learn penentuan target dan indikator dalam Stranas Penanggulangan Malaria
- Laporan Kagiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem layanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2019 terdapat 138.127 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 51,48 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 919 orang (CFR 0,67%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah mengurangi beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi layanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian demam berdarah memerlukan pendekatan lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non- pemerintah, dan masyarakat lokal. Berbagi sumber daya merupakan aspek penting dalam koordinasi, dan sangat penting dalam situasi darurat ketika langka atau sumber daya manusia dan material yang tersebar luas harus dimobilisasi dengan cepat dan penggunaannya dikoordinasikan untuk mengurangi efek epidemi. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Keberhasilan program pengendalian demam berdarah ditandai dengan kesiapsiagaan dan respons multisektoral dan antarlembaga. Strategi nasional mengedepankan koordinasi dan kolaborasi di antara mitra multisektoral, pendekatan manajemen vektor terintegrasi dan langkah-langkah pengendalian berkelanjutan di semua tingkatan sehingga berkelanjutan, hemat biaya, dan sehat secara ekologis. Mempertimbangkan hal tersebut, dipandang perlu menyusun Strategi Nasional Penanggulangan dengue 2021-2025 sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan strategi dan intervensi dalam penanggulangan dengue dalam periode lima tahun kedepan.
Bagi peserta domisili DKI Jakarta dapat mengikuti secara luring (tatap muka) dan bagi peserta luar DKI Jakarta dapat mengikuti secara daring, yang akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal Kamis, 15 April 2021
Jam : 08.00-12.00 WIB
Tempat luring : Hotel Westin - Jl. H. R. Rasuna Said Kav. C-22 A Jakarta Selatan
Meeting ID : 735 456 6414
Password : arbo
Lintas Program, Lintas Sektor, tim konsultan UGM, WHO Indonesia
Pendanaan penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 ini dibiayai dari dana WHO.
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber |
---|---|---|
08.30-08.55 | Peserta bergabung zoom | Substansi Arbovirosis |
09.00-09.15 | Pembukaan dan pengantar Koordinator Substansi Arbovirosis | dr. Tiffany Tiara Pakasi |
09.00-09.15 | Proyeksi target indikator menuju zero death dengue | dr. Iwan Ariawan, MSPH (Biostatistik UI) |
09.15-09.30 | Peran dan dukungan PDUI dalam rangka menurunkan angka kematian (zero death) akibat dengue | Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Indonesia (PDUI) |
09.30-09.45 | dr. Ferdinand J. Laihad MPHM Komli Ketua Komisi Penilaian Eliminasi Malaria | |
09.45-10.00 | Diskusi panel (tanya jawab) | |
10.00-10.30 | Paparan draft isu strategis, tujuan, target, strategi | Tim konsultan |
10.30-11.45 | Diskusi dan masukan | Tim konsultan |
11.45-11.55 | Wrap up | Moderator/MC |
11.55-12.00 | Penutup |
WORKSHOP 3. ANALISIS STRATEGI PENYUSUNAN
stranas Monday, 26 April 2021
WORKSHOP 3. ANALISIS STRATEGI
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Pelaksanaan
- Biaya
- Peserta
- Jadwal Kegiatan
- Laporan Kagiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem layanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan Tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2020 terdapat 108.500 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 39.99 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 749 orang (CFR 0,69%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah menurunkan beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan diantaranya dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi layanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah-langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian dengue memerlukan pendekatan lintas program maupun lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah dan masyarakat lokal. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Pemilihan intervensi dalam penanggulangan dengue menjadi hal yang amat penting. Agar dapat melaksanakan indikator kinerja program diperlukan adanya strategi nasional, dengan detail pelaksanaannya dijabarkan per tahun selama 5 tahun. Penyusunan Stranas Penanggulangan Dengue 2021-2025 telah dimulai pada bulan November 2020, dan diperlukan pembahasan secara detail dengan lintas program guna mengidentifikasi kesenjangan antara ekspektasi dan pelaksanaan program penanggulangan dengue di Indonesia.
Mengidentifikasi strategi utama pengendalian dengue untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.
Melakukan pembahasan draf Strategi Nasional Penanggulangan Dnegue 2021-2025
Waktu : Senin, 12 April 2021
Tempat : di lokasi masing-masing secara virtual
Pendanaan penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 ini dibiayai dari dana WHO.
Lintas Program, tim konsultan UGM, lintas program, lintas sektor WHO Indonesia, NGO, Komli Vektor, Eijkman, Dinas Kesehatan.
Pertemuan Pembahasan Stranas
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber | Moderator |
---|---|---|---|
12.45 – 12.50 | Pembukaan | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit. P2PTVZ | MC |
12.50 – 13.30 | Kontribusi, Tantangan Program Poksi Anak Balita dan Prasekolah serta Peluang Penguatan Pengendalian Dengue | Sanitarian Ahli Madya Koordinator Poksi Anak Balita dan Prasekolah | Moderator |
13.30 – 13.45 | Kontribusi, Tantangan Pusdatin dan Peluang Penguatan Pengendalian Dengue | Kepala Pusat Data dan Informasi | Moderator |
13.45 – 14.15 | Diskusi Panel | Moderator | |
14.15 – 15.15 | Pemaparan draf strategi | Tim konsultan | |
15.15 – 15.55 | Diskusi draf strategi | Tim konsultan | |
16.00 | Penutup | MC |
WORKSHOP 2. ANALISIS SITUASI PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
stranas Monday, 26 April 2021
WORKSHOP 2. ANALISIS SITUASI
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Mengidentifikasi tantangan dalam implementasi program pengendalian dengue yang telah ada
- Pembahasan analisis situasi dengue yang mencakup beban penyakit, diagnosis dan manajemen kasus, pengendalian vektor, surveilans dan respon, sumber daya manusia, pembiayaan, sistem informasi dengue, dan riset dan inovasi.
- Mengidentifikasi kesenjangan antara ekspektasi dan pelaksanaan dari program pencegahan dan pengendalian dengue
- Pelaksanaan
- Peserta
- Jadwal Kegiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi dengue berdampak terhadap sistem pelayanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban dengue sebanding dengan Tuberkulosis dan penyakit menular lainnya. Kasus Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2020 terdapat 108.500 kasus dengue dalam hal ini DBD (IR 39.99 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 749 orang (CFR 0,69%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian. Persebaran dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah menurunkan beban dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan diantaranya dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi layanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah- langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif. Pencegahan dan pengendalian dengue memerlukan pendekatan lintas program maupun lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah dan masyarakat lokal. Jejaring pengendalian dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian dengue. Pemilihan intervensi dalam penanggulangan dengue menjadi hal yang amat penting. Agar dapat melaksanakan indikator kinerja program diperlukan adanya strategi nasional, dengan detail pelaksanaannya dijabarkan per tahun selama 5 tahun. Penyusunan Stranas. Penanggulangan dengue 2021-2026 telah dimulai pada bulan November 2020, dan diperlukan pembahasan secara detail dengan lintas program guna mengidentifikasi kesenjangan antara ekspektasi dan pelaksanaan program penanggulangan dengue di Indonesia.
Melakukan pembahasan draf Strategi Nasional Penanggulangan Dnegue 2021-2025
Waktu : Senin, 22 Maret 2021
Tempat : di lokasi masing-masing secara virtual
Lintas Program, tim konsultan UGM, lintas program, lintas sektor WHO Indonesia, NGO, Komli Vektor, Eijkman, Dinas Kesehatan, perusahaan pestisida vektor
Pertemuan Pembahasan Stranas
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber | Moderator | |
---|---|---|---|---|
12.45 – 12.50 | Pembukaan | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit. P2PTVZ | MC | |
12.50 – 15.00 | Paparan draft analisis situasi dan diskusi | Tim Konsultan UGM | ||
15.00 – 16.00 | Kontribusi, Tantangan Pengelolaan Rujukan dan Pemantauan, serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Poksi Pengelolaan Rujukan & Pemantauan, Dit. Yankes Rujukan | Sub Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ | |
Kontribusi, Tantangan Program UKS serta Peluang Penguatan Pengendalian Dengue | Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Poksi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja, Dit. Kesga | |||
Kontribusi, Tantangan Program Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar serta Peluang Penguatan Pengendalian Dengue | Sanitarian Ahli Madya Koordinator Poksi Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar | |||
Kontribusi, Tantangan Penelitian & Pengembangan Biomedis & Teknologi Dasar Kesehatan serta Peluang Penguatan Pengendalian Dengue | Kepala Pusat Penelitian & Pengembangan Biomedis & Teknologi Dasar Kesehatan | |||
16.00 | Penutup | Moderator/MC |
Lowongan kerja : Media and communication officer
Lowongan Monday, 26 April 2021
Lowongan kerja : PENGADMINTRASI DAN PENGELOLA DATA KEUANGAN
Lowongan Thursday, 22 April 2021
Lowongan kerja : PENGADMINTRASI PENELITIAN (APRIL)
Lowongan Thursday, 22 April 2021
WORKSHOP 1
stranas Monday, 5 April 2021
WORKSHOP 1. ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Mengidentifikasi stakeholder kunci sesuai dengan keterlibatan, interest, dan kekuatan dalam program pengendalian Dengue.
- Mengidentifikasi persepsi stakeholder terhadap strategi dan program pengendalian Dengue yang telah ada di tingkat nasional maupun daerah.
- Mengidentifikasi tantangan dalam implementasi program pengendalian Dengue yang telah ada.
- Pelaksanaan
- Peserta
- Jadwal Kegiatan
- Laporan Kegiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi Dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik Dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar Dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi Dengue berdampak terhadap sistem layanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban Dengue sebanding dengan Tuberkulosis dan penyakit menular lainnya.
Kasus Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2020 terdapat 108.500 kasus Dengue dalam hal ini DBD (IR 39.99 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 749 orang (CFR 0,69%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian.
Persebaran Dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah menurunkan beban Dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat Dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan diantaranya dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi layanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah Dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas Dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah- langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif.
Pencegahan dan pengendalian Dengue memerlukan pendekatan lintas program maupun lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Jejaring pengendalian Dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian Dengue.
Pemilihan intervensi dalam penanggulangan Dengue menjadi hal yang amat penting. Agar dapat melaksanakan indikator kinerja program diperlukan adanya strategi nasional, dengan detail pelaksanannya dijabarkan per tahun selama 5 tahun. Penyusunan Stranas Penanggulangan Dengue 2021-2026 telah dimulai pada bulan November 2020, dan diperlukan pembahasan secara detail dengan lintas program guna mengidentifikasi kekuatan dan kendala dalam penanggulangan Dengue di Indonesia.
Waktu : Selasa, 16 Maret 2021
Pukul : di lokasi masing-masing secara virtual
Lintas Program, tim konsultan UGM, WHO Indonesia
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber | Moderator |
---|---|---|---|
Selasa, 16 Maret 2021 | |||
13.00-13.05 | Pembukaan | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit. P2PTVZ | MC |
13.05-14.05 | Kontribusi, Tantangan Program Pelayanan Medik dan Keperawatan serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Adminkes Ahli Madya Koordinator Poksi Pelayanan Medik dan Keperawatan, Dit. Yankes Rujukan | Sub Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ |
Kontribusi, Tantangan Program Pusat Kesehatan Masyarakat serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Adminkes Ahli Madya Koordinator Poksi Pusat Kesehatan Masyarakat, Dit. Yankes Primer | ||
Kontribusi, Tantangan Program MTBS serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Poksi Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah, Dit. Kesehatan Keluarga | ||
Kontribusi, Tantangan Program Pemberdayaan Masyarakat serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | PKM Ahli Madya Kelompok Koordinator Poksi Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Promkes dan PM | ||
Kontribusi, Tantangan Program Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Sanitarian Ahli Madya Koordinator Poksi Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan, Dit. Kesling | ||
Kontribusi, Tantangan Program Vektor dan BPP serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Entomolog Kesehatan Ahli Madya Koordinator Poksi Vektor dan BPP, Dit. P2PTVZ | ||
Kontribusi, Tantangan Program Surveilans serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Koordinator Poksi Surveilans, Dit. SKK | ||
14.05-14.35 | Diskusi (tanya jawab) | Tim konsultan | |
14.35-16.05 | Pembahasan draf: Stakeholder Analysis | Tim konsultan | |
14.35-16.05 | Wrap Up | Tim konsultan | |
16.10 | Penutup | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ | MC |
Lowongan Kerja: Staf Koordinasi dan mobilisasi wilayah
Lowongan Thursday, 25 March 2021