WORKSHOP 1
stranas Monday, 5 April 2021
WORKSHOP 1. ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN
PENYUSUNAN STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DENGUE INDONESIA 2021-2025
- Latar Belakang
- Tujuan
- Mengidentifikasi stakeholder kunci sesuai dengan keterlibatan, interest, dan kekuatan dalam program pengendalian Dengue.
- Mengidentifikasi persepsi stakeholder terhadap strategi dan program pengendalian Dengue yang telah ada di tingkat nasional maupun daerah.
- Mengidentifikasi tantangan dalam implementasi program pengendalian Dengue yang telah ada.
- Pelaksanaan
- Peserta
- Jadwal Kegiatan
- Laporan Kegiatan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang klasik pada abad 21 di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes ini cepat menyebar, dengan peningkatan 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50–100 juta infeksi Dengue terjadi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di negara endemik Dengue. Saat ini hampir 75% dari populasi global terpapar Dengue di wilayah Asia-Pasifik. Epidemi Dengue berdampak terhadap sistem layanan kesehatan dan kerugian ekonomi besar-besaran. Di beberapa negara, beban Dengue sebanding dengan Tuberkulosis dan penyakit menular lainnya.
Kasus Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada 1968 dan sejak tahun 2014 telah menyebar di 34 provinsi, berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2020 terdapat 108.500 kasus Dengue dalam hal ini DBD (IR 39.99 per 100.000 penduduk) dengan kematian akibat DBD sejumlah 749 orang (CFR 0,69%). Angka kematian akibat demam berdarah menurun di bawah 1% sejak 2008, namun demikian secara absolut harus tetap menjadi perhatian.
Persebaran Dengue didorong oleh nyamuk yang mudah ditularkan oleh orang atau vektor yang terinfeksi melalui peningkatan perdagangan, perubahan penggunaan lahan dan perluasan urbanisasi. Tujuan dari strategi nasional adalah menurunkan beban Dengue dengan mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat Dengue. Kematian akibat demam berdarah dapat diturunkan diantaranya dengan penerapan deteksi dini kasus dan menguatkan sistem rujukan; menangani kasus yang parah dengan pengobatan yang tepat; reorientasi layanan kesehatan untuk mengidentifikasi kasus awal dan mengatasi wabah Dengue secara efektif; dan melatih tenaga kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Morbiditas Dengue dapat dikurangi dengan menerapkan prediksi dan deteksi wabah yang lebih baik melalui surveilans epidemiologi dan entomologi yang terkoordinasi; mempromosikan prinsip-prinsip manajemen vektor terintegrasi; menerapkan langkah- langkah pengendalian vektor yang diadaptasi secara lokal termasuk pengelolaan air perkotaan dan rumah tangga yang efektif.
Pencegahan dan pengendalian Dengue memerlukan pendekatan lintas program maupun lintas sektoral yang efektif antara Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya serta lembaga pemerintah, sektor swasta (termasuk penyedia layanan kesehatan swasta), organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Jejaring pengendalian Dengue dapat membantu meningkatkan dan mensinergikan kekuatan mitra sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencegahan dan pengendalian Dengue.
Pemilihan intervensi dalam penanggulangan Dengue menjadi hal yang amat penting. Agar dapat melaksanakan indikator kinerja program diperlukan adanya strategi nasional, dengan detail pelaksanannya dijabarkan per tahun selama 5 tahun. Penyusunan Stranas Penanggulangan Dengue 2021-2026 telah dimulai pada bulan November 2020, dan diperlukan pembahasan secara detail dengan lintas program guna mengidentifikasi kekuatan dan kendala dalam penanggulangan Dengue di Indonesia.
Waktu : Selasa, 16 Maret 2021
Pukul : di lokasi masing-masing secara virtual
Lintas Program, tim konsultan UGM, WHO Indonesia
Waktu (WIB) | Kegiatan | Narasumber | Moderator |
---|---|---|---|
Selasa, 16 Maret 2021 | |||
13.00-13.05 | Pembukaan | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit. P2PTVZ | MC |
13.05-14.05 | Kontribusi, Tantangan Program Pelayanan Medik dan Keperawatan serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Adminkes Ahli Madya Koordinator Poksi Pelayanan Medik dan Keperawatan, Dit. Yankes Rujukan | Sub Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ |
Kontribusi, Tantangan Program Pusat Kesehatan Masyarakat serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Adminkes Ahli Madya Koordinator Poksi Pusat Kesehatan Masyarakat, Dit. Yankes Primer | ||
Kontribusi, Tantangan Program MTBS serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Poksi Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah, Dit. Kesehatan Keluarga | ||
Kontribusi, Tantangan Program Pemberdayaan Masyarakat serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | PKM Ahli Madya Kelompok Koordinator Poksi Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Promkes dan PM | ||
Kontribusi, Tantangan Program Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Sanitarian Ahli Madya Koordinator Poksi Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan, Dit. Kesling | ||
Kontribusi, Tantangan Program Vektor dan BPP serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Entomolog Kesehatan Ahli Madya Koordinator Poksi Vektor dan BPP, Dit. P2PTVZ | ||
Kontribusi, Tantangan Program Surveilans serta Peluang Penguatan Program Pengendalian Dengue | Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Koordinator Poksi Surveilans, Dit. SKK | ||
14.05-14.35 | Diskusi (tanya jawab) | Tim konsultan | |
14.35-16.05 | Pembahasan draf: Stakeholder Analysis | Tim konsultan | |
14.35-16.05 | Wrap Up | Tim konsultan | |
16.10 | Penutup | Koordinator Kelompok Substansi Arbovirosis, Dit.P2PTVZ | MC |